Sejak
tanggal 12 Juni 2014 dan saat ini tanggal 12 Juni 2015. Itu artinya perjalanan
pernikahanku menginjak usia 1 tahun (waaww ngga terasa yah). Umur pernikahan 1
tahun sih masih dibilang baru banget masih seumuran jagung. Kalo diibaratkan anak kecil, umur 1 tahun
itu ada ditahapan tumbuh kembang. Dimana anak kecil sedang belajar mengenali
organ tubuhnya, belajar bicara dan belajar berjalan. Sesuai
dengan pengalamanku dalam menjalani pernikahan selama 1 tahun. Aku dan suami persis
seperti anak kecil yang sedang tumbuh dan berkembang, sama-sama belajar. Ini 3
poin yang sering aku alami dalam proses belajar :
- Kalo anak kecil kan belajar mengenali organ tubuhnya sendiri, nah kalo dipernikahan, kita belajar mengenali karakter individu masing-masing. Meskipun sebelum menikah kita sudah menjalani proses pacaran, tapi ternyata setelah menikah setiap kita baik istri dan suami pasti mengeluarkan karakter yang belum pernah kita ketahui disaat pacaran. Dan disitu yang kadang membuat shocking moment sehingga kita harus sama-sama belajar menyeimbangi karakter masing-masing (karena kalo ngga, bakalan perang terus).
- Kalo anak kecil belajar bicara (mengumpulkan kosakata dari setiap percakapan dilingkungan sekitarnya). Nahh kalo dipernikahan usia 1 tahun, kita belajar bicaranya yaitu mengatur intonasi suara berbicara dan pemilihan kosakata yang tidak menyinggung disaat moment special (contohnya disaat masing-masing kita ada diposisi emosional). Atau lebih baik diam terlebih dahulu sampai dari kita masing-masing bisa mengendalikan emosi.
- Belajar berjalan (anak-anak lagi semangat-semangatnya nih untuk berdiri dan berjalan dengan kedua kakinya). Nahhh kalo kita sebagai suami dan istri usia pernikahan 1 tahun juga sama, lagi sama-sama belajar melangkah bersama ditengah pendapat yang berbeda biar sampai ke tujuan, hasil dari kesepakatan yang udah diambil bersama.
Ketiga
poin diatas tuh pengalaman pribadi aku banget saat menjalani pernikahan yang
baru seumur jagung. Kadang-kadang juga ditengah konflik kita masih suka pake
emosi, yang kadang bikin penyesalan (maklumlah yah masih pernikahan umuran
jagung kan hehehe) jadi lebih baik bersabar. Makannya sekarang aku dan suami juga
masih terus dan terus belajar menjadi istri seutuhnya bagi suami dan suami
seutuhnya bagi istri (suami/istri yang siap sedia menemani istri/suami dalam
kondisi apapun).
Hhhhmmmmmm
….. boleh kan yah curhat dikit disini (loh loh loh ko ijin sih, kan ini blog gw) hahahaa (sudah abaikan saja -_-').
Mau
curhat dikit ajah tentang hadirnya malaikat mungil yang belum hadir
dipernikahanku. Banyak sekali dari mereka (orangtua, saudara dan teman-teman)
selalu mengatakan begini ke aku baik secara langsung maupun via social media : “udah
ngisi belum ?” “Ko belum dapat momongan, sengaja nunda yah” “Cepetan punya
anak, biar punya penyemangat hidup” “Ko belum punya anak juga, si anu ajah udah
hamil kan nikahnya duluan kamu” dan masih banyak lagi pertanyaan yang bikin
pedih mata, rasanya tuh kepengen langsung nangis ajah gitu hyuuuffh. Tapi aku
selalu berusaha tegar dan acting deh untuk ngejawab “iyah,, belum ngisi, belum
dikasih sama Allah J”. Kalo dipiki-pikir, untuk apa yah nunda kalo aku
mengorbankan berhenti kuliah disaat aku menikah, yah kan karena tujuannya setelah
menikah supaya bisa cepet dapat momongan. Aku dan suami juga lagi terus-terusan
melakukan ikhtiar dan do’a untuk cepat dapat momongan. Tapi kan balik lagi semuanya
hanya Allah yang berkuasa memberikan aku keturunan (bukan aku dan suami yang
nentuin).
“ALLAH Never Late And ALLAH Never Early But ALLAH On Time”. Quotes ini
nih yang jadi suggest terbaik untuk aku,
yang artinya menurut versi aku gini : “ALLAH Tidak Pernah Terlambat dan Tidak
Pernah Mendahului tapi ALLAH Maha Tepat Waktu”.
Semangat
semangat semangat J (khusus aku dan istri-istri yang senasib), ngga usah
iri-irian lagi sama yang udah hamil walaupun baru menikah. Berprasangka baik
sama Allah ajah, itu jauh membuat hati lebih tenang. Nangis sesenggukannya cukup
sama Allah dan suami ajah. Hihihi sekali lagi SEMANGATTTTTT ^_*)9
Semoga
1 tahun pernikahanku ini menjadi langkah awal yang baik dalam mengarungi samudera
rumah tangga. Aamiin
Dan
bagi yang membaca blog aku semoga kehidupan keluarganya selalu dilimpahkan
kasih sayang Allah dan hidup bahagia bersama istri/suami dan keturunanya.
Aamiin
Terima
kasih yah.. Dadah ……………….
Dwi
Noviyanti
Catatan
Seorang Istri
No comments: