KEKERASAN VERBAL DALAM RUMAH TANGGA

 





Engga sengaja ngobrol di WA sama temen di kampus dulu soal kekerasan verbal dalam rumah tangga. Ngobrolin soal rumah tangga yang berujung ngebahas 'kekerasan seksual dalam berumah tangga'. Kalo diinget ingeet,, temen yang satu ini, temen ngobrol gila (jarang banget seriusnya). Tapiii setelah kita udah ga ketemu bertahun tahun dan sudah menjadi  orangtua, jadi suka ngobrol serius belakangan ini.. Dan Ngga nyangka aja sih kita bisa ngobrolin hal serius dan sesensitif ini, apalagi aku termasuk perempuan yang pernah nyicipin kekerasan verbal dalam berumah tangga. dulu. Flashback lah yah tentang apa yang pernah aku alami dan berujung curhat.. hehehehe

Berawal dari dia kepo soal kehidupan rumah tangga aku dulu (karna aku posting sesuatu). Akhirnya ngalir tuh cerita ke ini anak. And after that, his speak up bahwa ada beberapa temannya juga mengalami kekerasan verbal dalam berumah tangga. Dan rata-rata korbannya yah kaum perempuan and they always keep silent.

Tau ngga sih kenapa kekerasan verbal dan kekerasan seksual dalam rumah tangga jarang sekali masuk ke ranah hukum,. why ?

Akupun ngga tau kenapa para perempuan banyak yg keep silent atas kekerasan yang mereka terima dalam rumah tangganya. Aku cuma bisa cerita dikit atas pengalaman pribadiku sih yahh. Kenapa kita ngga speak up ?

1. Alasan Agama : Menolak permintaan suami untuk berhubungan intim adalah sebuah dosa (itu yg ditanamkan kepada aku waktu itu dengan dalih agama). Yang pada akhirnya, aku merasa berdosa dan mencoba memaksa diri untuk melayani dengan keadaan terpaksa. Akupun dulu pernah menjadi istri yang sangat sangat naif dan bisa dibilang hopeless sih karena sampe menerima poligami yang jauh dari syariat islam demi  memuaskan suami untuk memenuhi kebutuhan seksualitasnya. Selain itu dalam agama islam poligami diperbolehkan, sehingga aku bilang ke diri aku sendiri "Yaudahlah toh agama ngga ngelarang, daripada dia berbuat zina".

NOTE : PLEASE LADIES JANGAN DITIRU !! JANGAN JADI PEREMPUAN NAIF SEPERTI AKU DULU !!! POLIGAMI ITU ADA SYARAT, HUKUM DAN ATURAN YANG SUDAH JELAS BAIK DALAM HUKUM NEGARA MAUPUN AGAMA. JANGAN MAU DI MADU JIKA DILUAR SYARIAT ISLAM !! 

2. Menjaga Kehormatan Keluarga : Rata-rata perempuan paling jago untuk menjaga kehormatan nama baik keluarganya. Selalu mikir kalo apa yng kita bicarakan di khalayak ramai akan menjadi buah bibir seantero jagat maya. Apalagi tentang kekerasan yang dialami. Sehingga rasa takut selalu menyelimuti dan akhirnya berusaha untuk menyembunyikan apa yang sebenernya terjadi.. Akupun dulu seperti itu sampai aku bermunajat berbulan-bulan minta untuk dikuatkan atas apa yang aku hadapi. Dan alhamdulillah Allah subhanahuta'ala nuntun aku untuk melakukan apa yang semestinya aku lakukan dari dulu.

Itu dua alasan dari aku pribadi kenapa istri jarang speak up apabila menerima kekerasan verbal dan seksual dalam berumah tangga.. Mungkin banyak alasan lainnya dari perempuan lain yang senasib.

Menurutku salah satu penyebab angka perceraian di Indonesia atau bahkan di dunia tinggi/tidak turun angka presentasenya setiap tahun adalah bisa jadi karena kaum perempuan mengalami kekerasan verbal dan seksual bertahun tahun tanpa bisa bicara dengan orang lain, berakhir dipendam sendiri hingga akhirnya batin dan fisik tidak sanggup lagi untuk menerima. Perempuan yang tahan banting akan melakukan gugatan cerai namun bagi perempuan yang tidak kuat/lemah akan menyerah dalam kehidupannya (pasrah berujung putus asa). Dan yang membuat aku sedih tidak sedikit dari perempuan yang menghembuskan nafasnya atas kekerasan verbal yang mereka terima dalam rumah tangga mereka :(

Mengulik link yang aku sematkan dalam postingan aku ini. Banyak kasus dimana yang sebenarnya menjadi korban adalah istri yang notabene selalu berusaha untuk menjadi istri yang berbakti kepada suami sampai mengorbankan nyawa sekalipun.

Aku disini tidak menyalahi kaum pria hanya saja sebagian dari pria banyak yang berpikiran dangkal mengenai hak dan kewajiban seorang istri dalam menjalani bahtera rumah tangga. Toh temenku yang ngebahas tema sensitif ini adalah seorang pria beristri dan seorang ayah dari satu anak. Yang pikirannya terbuka dan tidak merasa dihakimi atas obrolan kita. Tapi malah menjadi pelajaran, bagaimana untuk menjadi suami yang baik untuk istri dan ayah yang baik untuk anaknya.

Ahhhhh nying-nying thanks loch belakangan ini suka ngobrol serius soal lika liku rumah tangga, (permasalahannya sekaligus penyelesainnya). Meskipun temanya sensitif ternyata bisa juga dibuat enjoy. Aku udah dapet ijin untuk nyebutin namanya dipostingan ini dan monggo jika berkenan untuk berteman di IG miliknya @nur_rohman2   <-- boss BNI doiii.. hehehehe

Sekian intemezzo, postingan dadakan ini aku buat.

Ohhhh iyahhhh...
mumpung masih syawal...
untuk kalian pembaca blog aku..
Aku mau minta maaf sedalam dalamnya
atas perbuatan aku yahhhh
Mohon Maaf Lahir Dan Batin


Matur suwun

Dwi Noviyanti
Mamahnya Wulan  

KEKERASAN VERBAL DALAM RUMAH TANGGA KEKERASAN VERBAL DALAM RUMAH TANGGA Reviewed by Dwi Noviyanti on May 21, 2021 Rating: 5

No comments:

Followers

Powered by Blogger.